sayap33 Secrets

Demikian serangan anak panah itu mereda, maka tiba-tiba saja para pengawal telah berlari menyerang dengan senjata teracu. Merekalah yang kemudian bersorak gemuruh seperti guruh yang membahana dilangit.

Tetapi yang kami cemaskan adalah bahwa kemungkinan lain dapat terjadi. Pimpinan prajurit di Pajang akan dapat mengganti sekelompok prajurit yang ada di Gemantar dengan kelompok yang lain yang akan berbeda sekali sifat dan wataknya. Terutama pimpinannya.”

Ketika para prajurit telah bersiap di kelompoknya masing-masing, maka bende itu telah berbunyi lagi dua kali. Dengan demikian maka setiap orang didalam pasukan itu telah bersiap untuk berangkat.

Para pemimpin dari kedua belah pihak ternyata bukan saja harus bertempur dan mempertahankan diri dari serangan-serangan yang datang, namun merekapun harus mencari pemecahan dari perkembangan yang terjadi disetiap saat.

Sementara pasukan Pajang itu mundur, maka orang- orang yang ada diperkemahan telah mempersiapkan diri untuk bergabung dengan para prajurit.

Ketika hal itu sempat dibawa kepada seorang Senapati yang memimpin pasukan cadangan yang menentukan penempatan para prajurit cadangan itu, maka iapun telah berkata, “Laporkan langsung kepada Ki Rangga.”

“Bagaimana kau akan melakukannya? Apakah kau akan membawa kekancingan yang ada di Tanah Perdikan ini atau kau akan membawa kekancingan baru untuk membatalkan kekancingan yang sudah ada?“ bertanya Risang.

Aku tidak menyebutkan apakah mereka itu para pemimpin Pajang yang datang dari Demak atau memang orang Pajang sendiri. Namun jika hal ini dibiarkan terus- menerus, tentu yang terjadi kemudian akan sangat merugikan bukan saja bagi Pajang sendiri, tetapi sudah tentu bagi bebrayan Agung di Tanah ini.”

Dengan berdebar-debar Iswari menunggu kedatangan utusan dari Pajang itu. Mereka akan datang antara tiga hari sampai sepekan untuk mendengar jawaban dari pimpinan Tanah Perdikan Sembojan tentang ketentuan yang pernah dinyatakan dengan lesan oleh para utusan dari Pajang itu.

Orang Gemantar itupun kemudian berkata, “Seandainya yang datang ke Gemantar bukan anak muda yang bernama Kasadha itu, mungkin keadaannya akan jauh berbeda. Kami pernah mendengar bahwa ada satu dua orang prajurit yang justru telah memeras dan merampas milik orang-orang kecil.”

Mereka mulai memberikan isyarat agar pasukan mereka bergerak lebih cepat, sehingga jika terjadi benturan dengan para pengawal Tanah Perdikan yang bertahan, mereka akan memiliki ancang-ancang yang akan dapat mendesak dan bergeser mundur.

Demikianlah, maka Ki Ranggapun telah menyiapkan seluruh kekuatan yang dibawanya. Ia tidak ingin gagal pada langkahnya yang pertama sehingga harus mengulanginya kembali.

Risang menarik nafas dalam-dalam. Katanya, “Pajang telah melakukan serangan yang tidak sah atas Tanah Perdikan kita. Adalah hak kita, termasuk untuk membela diri, jika kita menyerang landasan pasukannya meskipun itu berada diuar batas Tanah Perdikan kita.”

Apalagi mereka yang terluka di medan. Mereka ingin melihat pasukan Pajang itu sayap33 hancur. Beberapa pengawal telah menjadi banten. Kita tidak dapat begitu saja melupakan beberapa orang yang telah gugur di pertempuran itu.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *